Membangun budaya data-driven di perusahaan di Indonesia merupakan langkah penting untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Data-driven culture memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat dan relevan, bukan hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman semata.
Menurut CEO Google, Sundar Pichai, “Data is the sword of the 21st century, those who wield it well, the samurai.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya data dalam memandu strategi perusahaan. Namun, membangun budaya data-driven bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan komitmen dari seluruh lapisan perusahaan, mulai dari top management hingga karyawan level bawah.
Menurut Chief Data Officer Gojek, Aniq Nurfaizi, “Untuk berhasil membangun budaya data-driven, perusahaan harus mulai dengan menyediakan infrastruktur yang mendukung pengumpulan, pengolahan, dan analisis data secara efisien.” Tanpa infrastruktur yang baik, data hanya akan menjadi angka-angka yang tidak bermakna.
Namun, tidak hanya infrastruktur yang penting. Penting juga untuk melibatkan seluruh karyawan dalam proses pengambilan keputusan berbasis data. Menurut Head of Data Analytics Bukalapak, Andi Taufan Garuda Putra, “Karyawan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan berbasis data agar mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan perusahaan.”
Selain itu, perusahaan juga perlu mengedukasi karyawan tentang pentingnya data dan bagaimana cara menginterpretasinya dengan benar. Menurut Head of Data Science Tokopedia, Niki Luhur, “Pendidikan dan pelatihan tentang data science harus menjadi bagian dari program pengembangan karyawan agar mereka dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas.”
Dengan membangun budaya data-driven yang kuat, perusahaan di Indonesia dapat mengoptimalkan kinerja mereka dan mencapai kesuksesan jangka panjang. Sebagai kata-kata penutup, kata-kata dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mungkin bisa menjadi inspirasi, “The biggest risk is not taking any risk. In a world that is changing really quickly, the only strategy that is guaranteed to fail is not taking risks.” Jadi, mari bersama-sama membangun budaya data-driven untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan di Indonesia.
